Minggu, 18 Desember 2011

KABUPATEN NGADA (BAJAWA)


                             KABUPATEN NGADA (BAJAWA)


A.LETAK WILAYAH NGADA
  Ngada,kabupaten yang terletak di antara Kabupaten Ende(di timur) dan manggarai(dibarat),merupakan salah satu kabupaten potensial di pulau flores.Beribu kotakan Bajawa sebuah kota kecil terletak diatas bukit,kira-kira 1000 meter diatas permukaan laut.Wilayah ngada mempunyai luas 3037,88 km,dengan 129 buah desa,6 kelurahan,1 kabupaten,2 perwakilan kecamatan dan 8 kecamatan.
  Sebagian besar wilayah Ngada terdiri dari padang rumput,tetapi ngada tetap mempunyai potensi pertanian yang besar dan didukung oleh obyek wisata yaitu “Air Panas Mengeruda” yang bakal mengundang peningkatan pendapatan di bidang pariwisata.Secara umum ethis Bajawa memiliki ciri-ciri yng melekat pada orang Bajawa
   Wanita Ngada adalah bagian yang tidak dipisahkan dari kehiidupan sosiol budaya ethis yang mendukungnya.Tulisan tentang Wanita Ngada diberi judul ”O Ine Mora Ate” sebagai ungkapan” Sang ibu tetap memberikan cintanya yang tulus” seperti kata orang”Cinta Setulus Hati Ibu”.

B.MASYARAKAT NGADA
 -Kelompok Ethis
              Masyarakat Ngada secara umum hanya disebut sebagai orang Ngada.Di dalam kehidupan masyarakat di kabupaten Ngada  dikenal empat kesatuan adat yang memiliki berbagai tanda-tanda kesatuan yang berbeda.
Kesatuan adat tersebut ialah Ngada,Nagekeo,Riung dan Soa.Masing-masing kesatuan adat mempertahankan ciri kekrabatannya dengan mendukung semacam tanda kesatuan.Wilayah kesatuan adat Ngada mempunyai lambang kesatuannya ialah “Ngadhu dan Bhaga”.Ngadhu lambang lelaki dan Bhaga lambang wanita.
Akibat adanya beberapa kesatuan adat atau kelompok ethis,maka di Ngada di kenal beberapa bahasa daerah(lokal) yaitu bahasa ngada,nagekeo,riung,dan soa.
 -Kekrabatan dan pemukiman
             Arti keluarga kekrabatan dalam masyarakat Ngada umumnya selain terdekat dalam bentuk keluarga inti”SAO” maka keluarga yang lebih luas ialah sependukung satu simbol pemersatu (satu peo,ngadhu dan bhaga).
Disetiap suku mempunyai sebuah rumah pokok (rumah adat) dengan seorang yang mengepalai bagian pangkal “Ngadhu ulu sao saka puu”.semua anggota keluarga di haruskan taat kepada kepala keluarga/Bapak rumah.klen besar dari rumah-rumah inti itu kemudian membentuk klen kecil,”WOE”misalnya woe keli,woe bega,woe bozo.keluarga inti bermukim di rumah tradisional yang di sebut dengan “WETI” Cukiran) dalam ragam motif.
 -Pelapisan sosial
              Pelapisan sosial yang teratas di sebut “ATA GAE” yang memiliki hak-hak khusus dalam persekutuan adat.lapisan menengah di sebut”GAE KISA” yang menjadi penengah antara lapisan bawah dan lapisan atas dan pelapisan terbawah adalah “ATA HOO” orang kecil yang mempunyai lebih banyak kewajiban dari pada hak-haknya.
         WANITA DENGAN MATA PENCARIAN
                Kesatuan adat istiadat di Ngada mempunyai pranata ekonomi,yaitu:
1)       Adanya pendukung kebudayaan parawisata (kebudayaan berburu)
2)       Adanya pedukung “reba” (kebudayaan tahun baru,pesta panen)
3)       Adanya pedukung kebudayaan bertani yaitu pendukung Ngadhu/Peo.

C. ACARA DAUR HIDUP MASYARAKAT NGADA
 -Kelahiran
            Kelahiran sebagai waktu yang paling di nantikan baik oleh orang tua nenek dan kakek yang di liputi beberapa acara ritual.di bajawa bahkan pada masa sebelumnya yakni waktu hamil sudah di adakan beberapa acara yang bertujuan memelihara kehamilan.penyebabnya karena di masa muda sang gadis mungkin pernah melanggar tabu hamil,melanggar kesopanan,dan kehormatan orang tua.akibatnya menjelang kelahiran mendapat kesulitan persalinan.yang biasanya dengan ungkapan “Dhadhi subhe, Suki dhano dhapi weki (jangan jadi bersalin seharusnya tersumbat rahim sang ibu) rangakaian upacara kelahiran di sebut “Dhoro Azi;yaitu acara memotong ari-ari.sesudah itu acara pemberian nama yang di calonkan dari keturunan ayah dan ibu.pelbagai nama di panggil berganti-ganti sampai sang bayi itu bersin,baru syah menggunakan nama itu dan kemudian sanak keluarga atau kerabat memendikan ibu dan anak.setelah 40 hari dari masa kelahiran orang ngada mengenal acara “KOI ULU AZI”yaitu mencukur rambut.
 -Dewasa
             Pada masa dewasa,baik pria dan wanita yang memasuki usia layak kawin.bagi wanita umumnya di adakan “POGO NGI”,yaitu potong gigi yang di lakukan oleh pria yang sudah berumur dan yang ahli,dengan menggunakan batu asah.sesudah potong gigi salah seorang saudara kandung dan saudara sepupu dari wanita itu memberi selembar kain adat untuk saudaranya.
 -Perkawinan orang Bajawa.
                Ritus perkawinan atau zeza/tu ngawu di bajawa nampaknya sama bagi semua kultur.perbedaan hanya pada tatacara perminangan,pembayaran belis dan upacara perkawinan,tetapi tahap-tahapnya sama.disetiap kampung memiliki perbedaan sistem perkawinan.
   Sistem perkawinan dibajawa antara lain:
1)       Kawin masuk
2)       Kawin keluar
      Dikampung saya (Watumanu) menganut sisten kawin keluar yaitu jenis perkawinan memakai weli (belis) sehingga hak perempuan berpindah ke rumah suami.
                Tahap-tahap upacara perkawinan,yaitu:
1)       Peminangan “laa tana” yaitu dimana pihak laki-laki meminta persetujuan dari pihak wanita (masuk minta)
2)       “Idi Nio Manu” yaitu membawa kelapa dan ayam sebagai suatu tanda penghargaan dan di saat itu juga pihak pria ingin menanyakan tentang besarnya belis yang harus di bahwa (biasanya berupa hewan besar,kerbau dan kuda) dan penentuan hari kawin,sedangkan pihak wanita menyiapkan kain dan ternak kecil (babi,anjing,ayam dan kambing) sebagai balasan. Weli (belis) di bayar sebelum nikah dan yang berhak menentukan besarnya belis yaitu,orang tua serta paman.
3)       “IDI NGAWU”atau pembayaran belis.  
4)       Acara Nikah.                                                  
Acara nikah biasanya diadakan di pihak wanita.setelah nikah wanita akan dihantar ke rumah pria selama 4 malam 4 hari,kemudian pihak pria kembali menghantar wanita ke orang tuanya dengan membawa seekor kuda atau anting emas (Wea) atau dalam bentuk uang sesuai dengan harga kuda.

D. ACARA KEMATIAN
                Orang ngada umumnya mengenal perbedaan cara penguburan orang-orang yang meninggal dunia yang di lihat dari sebab kematianya.kematian normal mengikuti urutan acara ritual yang layak,penguburan orang-orang terpandang seperti tetua adat (mosa laki) dilakukan dengan acara ritual yang akbar dengan sebutan “GORE GOTE” diiringi tarian sebagai lambang penghormatan atas jasa-jasanya selama masih hidup,sedangkan kematian tidak normal (disihir,dibunuh,bunuh diri) tempat kuburnya di depan rumah.cara itu juga dilakukan kalau kematian akibat jatuh pohon,tenggelam (golo,mati golo) cara penguburannya dilakukan secara tradisional yaitu,diikat kedua ujung tangannya,tampa pakaian,lalu dikuburkan berlawanan arah dengan orang yang meninggal normal.
   
E.KEGIATAN SENI
                1) Menganyam
                         Para wanita ngada sangat berperan dalam kegiatan seni karya yaitu,anyam-anyaman yang biasa disebut 
                “SUBI NANA”.bahan dasarnya ialah “ZEA”(daun lontar) kecuali untuk tikar (TE’E) menggunakan daun pandan.               Jenis-jenis anyaman,antara lain:Bere (tempat siri pinang dan kapur untuk pria),Ripe Oka (tempat siri pinang dan  
  Kapur untuk wanita),Wati (piring anyaman),Te’e (tikar).

2)  Seni musik/Seni suara
                           Beberapa alat musik yang merakyat dari ngada yaitu:
-Foy doa,terbuat dari bambu berukuran 24 cm dengan garis tengah 1,5 cm dan memiliki 3 lubang.
-Foy pai,terbuat dari bambu sepanjang kira-kira 1 m dengan garis tengah 4 cm dan memiliki 6 lubang.
     Alat ini ditiuppada malam hari sesudah panen padi.

                           Beberapa lagu rakyat ,yaitu:
                                    -O Uwi (lagu untuk menyongsong tahun baru)
                                    -Lea nore (mendirikan Ngadhu/Peo)
                3)   Seni tari                              
                                  Jenis tarian dari Bajawa ,yaitu:
                                       -pengucapan syukur makan nasi baru/panenan pertama (Ikimea,Saga Alu)
       -kemenangan perang atau perselisihan dalam adat (Saka/ Melo) setelah berburu,Dero Tua    
                                          (Mengiringi tinju),Tea Eku,Soka dan Goe-Goe .
                                       -Jenis pengucapan syukur rumah adat baru (leanore dan teke)
                                     
F.PEMELIHARAAN KESEHATAN
                Secara tradisional para wanita memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik tentang cara-cara pengobatan.
Beberapa jenis penyakit yang dapat diobati dengan pengobatan tradisional yaitu:
1)       Perut sakit (Tuko Ro),di obati dengan akar pepaya (Kabu Padu) yang dicuci bersih,direbus setelah dikerat halus dan diminum 3 kali sehari.
2)       Disengat kalajengking obatnya digosokan dengan nana ketelah pohon (nana laba uwi jawa).



1 komentar: